- Back to Home »
- Heart Stuff »
- Manusia dan Kegelisahan
Posted by : San
Jumat, 21 Juni 2013
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak
tenteramnya hati. Selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas.
Sehingga kegelisahan menggambarkan seseorang yang tidak tenteram hati maupun
perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan.
Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai
kecemasan, kekhawatiran, ataupun ketakutan.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada 3
macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif),
kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
a) Kecemasan obyektif/kenyataan
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai
akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan
dalam lingkungan sesorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata
bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di
dekat dengan benda- benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Misalnya, ketakuatn terhadap kegelapan mungkin merupakan pembawaan dari
generasi sebelumnya.
Rasa ketakutan atau kecemasan ini lebih mudah diperoleh
selama masih bayi atau kanak- kanak, karena organisme yang masih muda lemah
dalam menghadapi bahaya- bahaya dari luar dan sering kali dikuasai oleh
ketakutan egonya belum berkembang sampai titik, dimana organisme dapat
menguasai rangsangan- rangsangan yang jumlahnya berlebihan. Itulah sebabnya
kita perlu melindungi anak yang masih kecil terhadap pengalaman- pengalaman
traumatic (pengalaman kecemasan).
b) Kecemasan neurotis (saraf)
ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya dari
naluriah. Kecemasan neurotis selalu berdasarkan kecemasan tentang kenyataan,
dalam arti kata bahwa seseorang harus menghubungkan suatu tuntutan naluriah
dengan bahaya dari luar sebelum ia belajar merasa takut terhadap naluri- nalurinya.
Kecemasan neurotis dapat dibedakan dalam tiga bentuk:
1. Bentuk kecemasan
yang berkisar dengan bebas dan menyesuaikan dirinya dengan segera pada keadaan
lingkungan yang kira- kira cocok. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan
terjadi.
2. Bentuk ketakutan
yang tegang dan irasional (phobia). Sifat khusus dari pobia adalah bahwa,
intensitif ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari objek yang
ditakutkannya. Misalnya, seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari
karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah di analisis;
ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon oleh ayahnya, satu untuk dia dan
satu untuk adiknya, sehingga ia mendapatkan hukuman yang keras dari ayahnya.
Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon
karet.
3. Reaksi gugup
atau setengah gugup, reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa adanya
provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neurotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh dia. Meskipun
ego dan super ego melarangnya.
c) Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang . Tiap
pribadi memiliki bermacam macam emosi antar lain: iri, benci, dendam, dengki,
marah, gelisah, dan lain lain. Sifat sifat seperti itu adalah sifat sifat yang
tidak terpuji , bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut,
cemas, gelisah dan putus asa .
Misalnya sesorang yang mersa dirinya kurang ganteng, maka
dalam pergaulan ia terbatas kalau ia tidak tersisihkan, sementara itu ia pun
tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan kawannya lebih dinilai
sebgai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan kawannya demikian menimbulkan
kecemasan moril.
Studi kasus; manusia memang tak luput dari kesalahan dan
dari kesalahan inilah manusia sering kali gelisah oleh Karena itu dalam
pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran
ataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan
masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang
mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai yang terkadang
juga berbuat dan berakibat fatal bagi dirinya.
1. Keterasingan
Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah
ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya
dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan
tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan
kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang
lain dalam pergaulan atau mayarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor,
yaitu :
A. Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri
sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap
apatis dengan lingkungan.
B. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri.
Faktor ini pun biasanya bersumber pada faktor yang pertama.
2. Kesepian
Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika
seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian
dalam diri dan lingkungan sehingga merasa kesepian. Jika hal ini terus
dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam
dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.
3. Ketidakpastian
Berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak
dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal usul yang
jelas. Itu semua disebabkan oleh pikiran yang tidak dapat berkonsentrasi yang
mengacaukan pikirannya.
E. Alasan Manusia Gelisah
Umumnya manusia tidak menyukai kegelisahan dan mendambakan
kebahagiaan. Tapi justru yang ditakutkan itu sering datang pada kehidupan kita.
Dan yang didambakan itu sering menjauh dari kita. Mengapa?
Kegelisahan tidak jarang bersahabat dengan umumnya kita. Ada
yang gelisah karena faktor-faktor materi, ada juga yang bukan karena hal-hal
yang material. Mungkin kegelisahan itu disebabkan antara lain:
1. Kesulitan ekonomi
2. Takut kehilangan harta, jabatan dan popularitas
3. Penyakit yang menahun
4. Kesulitan mendapatkan pasangan hidup yang ideal
5. Takut kehilangan pasangan hidup
6. Khawatir gagal dalam berkarier
Buku MKDU : ILMU BUDAYA DASAR karangan Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma